Minggu, 30 Mei 2010

STRATEGI PEMASARAN

RESUME
STRATEGI PEMASARAN DALAM PERSAINGAN BISNIS
I. ASPEK PENTING DALAM PERSAINGAN
A. PENGERTIAN PEMASRAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran berbeda dengan penjualan,
maupun perdagangan.
Amrican Marketing Association 1960, mengartikan pemasaran sebagai berikut:
pemasaran adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus barang-barang dan
jasa-jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Definisi ini hanya menekankan
aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak
diperhatikan, sehingga itu tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang
pemasaran
Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing
Management Analisys, Planning, dan Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas,
yaitu: suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan
nilai dengan individu dan kelompok lainnya.
B. PASAR SASARAN
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang akan
dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat
melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat
berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari pasar
sasaran adalah: sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan
tertentu yang mungkin maupun tidak untuk mengambil bagian dalam jual beli, guna memuaskan
kebutuhan atau keinginan tersebut
Karena konsumen yang terlalu heterogen itulah maka perusahaan perlu mengelompokkan
pasar menjadi segmen‐segmen pasar, lalu memilih dan menetapkan segmen pasar tertentu
sebagai sasaran. Dengan adanya hal ini, maka perusahaan terbantu untuk mengidentifkasi
peluang pasar dengan lebih baik, dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan produk
yang tepat, dapat menentukan saluran distribusi dan perik lanan yang sesuai dan efisien serta
mampu menyesuaikan harga bagi barang atau jasa yang ditawarkan bagi setiap target pasar.
Pasar Sasaran (Target Market) adalah: sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara
khusus yang menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah peruahasaan.
Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus
diperhatikan, yaitu:
1) Segmentasi Pasar
2) Penetapan Pasar Sasaran
3) Penempatan Produk
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang besifat heterogen
dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat
homogen.
Ada empat kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses segmentasi
pasar dapat dijjalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, yaitu:
􀂙 Terukur (measurable), artinya segmen pasar tersebut dapat diukur, baik besarnya,
maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
􀂙 Terjangkau (accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai sehingga
dapat dilayani secara efektif
􀂙 Cukup luas (subtantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani
􀂙 Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua ptogram yang telah disusun
untuk menarik dan melayani sgmen pasar itu dapat efektif.
Kebijakan sgmentasi pasar haruslah dilakka dengan menggunakan kriteria
tertentu. Tentunya segmntasi ini berbeda antara industri dengan barang konsumsi.
Namun dengan demikian scara umu setiap perubahan akan mensegmentasikan
pasarnya atas dasar:
􀂙 Segmentasi atas dasar geografis,
􀂙 Segmentasi atas dasar demografis,
􀂙 Segmentasi atas dasar psychografis.
2. Penempatan Pasar Sasaran (Target Market)
Adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau
lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan.
Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara lima
strategi peliputan pasar, yaitu:
􀂙 Konsentrasi pasar tunggal, sebuah perushaan dapat memusatkan kegiatannya
dalam satu bagian dari pasar. Biasanya yang lebih kecil melakukan pemilihan ini.
􀂙 Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu
jenis produk. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi
hanya mesin tik listrik bagi kelompok pelanggan.
􀂙 Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat
segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.
􀂙 Spesialisasi efektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan yang
tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan usaha itu
mengandung peluang yang menarik
􀂙 Pelipuran keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar
untuk setiap orang, sesuai dengan daya beli masing-masing.
3. Penempatan Produk (Product Positioning)
Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk
dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekat
penempatan produk adalah: tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar
tecipta kesan tertentu diingatkan konsumen.
C. BAURAN PEMASARAN
Salah satu unsur dalam strategi pemasran tepadu adalah bauran pemasaran, yang
merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan,
bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu,
yang merupakan sasaran pasarannya. Menurut WILLIAM J. STANTO pengertian
marketing mix secara umum adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi
empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut
adalah penawaran produk/jasa, strukur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Keempat unsur atau bauran pemasaran (marketing mix) tersebut atau yang disebut
four p’s adalah sebagai berikut:
1) Strategi Produk
2) Strategi Harga
3) Strategi Penyaluran/Distrinusi
4) Strategi Promosi
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perusahaan. Di samping itu marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang
dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabelvariabel
marketing mix di atas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai
berikut:
1) Produk (Jasa)
Kebijakan mengenai produk atau jasa meliputi jimlah barang/jasa yang akan
ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna
mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang
ditawarkan. Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut adalah sebagai berikut:
􀂙 Tidak berwujud
􀂙 Tidak dapat dipisahkan
􀂙 Berubah-ubah
􀂙 Daya tahan
2) Harga (Price)
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi.
Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penempatan harga yang ditawarkan.
Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorgbanan yang
dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keutungan yang diharapkan.
Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat,
dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka panjang.
3) Saluran Distribusi (Place)
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan
dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menetukan metode penyampaian
produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif sehingga tiba pada tempat yang
tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan
dan keinginan konsumen yang haus akan prodk/jasa tesebut.
Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu
dipetimbangkan, yaitu sebagai berikut:
􀂙 Sifat pasar dan lokasi pembeli
􀂙 Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
􀂙 Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis
􀂙 Jaringan pengangkutan
4) Promosi (Promotion)
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi
pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara
menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advetising), penjualan pribadi
(personal selling), promosi penjualan (sale promotion), dan publisitas (publicity)
II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMASRAN
A. RENCANA STRATEGI PERUSAHAAN
Satu diantara berbagai tujuan perusahaan adalah untuk memperolah laba yang
optimal dari kegiatannya sehari-hari, khususnya kegiatan pemasaran. Untuk menjalankan
kegiatan pemasaran tersebut dengan baik, dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan,
perusahaan harus menerapkan suatu strategi yang sesuai dengan lingkungan pemasaran
perusahaannya.
Rencana strategi pemasaran perusahaan adalah suatu rencana pemasaran jangka
panjang yang bersifat menyeluruh dan strategis, yang merumuskan berbagai strategi dan
program pokok dibidang pemasaran perusahaan pada suatu jangka waktu tertentu dalam
jangka panjang di masa depan.
Ciri penting rencana pemasaran strategis pemasaran perusahaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Titik tolak penysunannya melihat perusahaan secara keseluruhan
2. Diusahakan dampak kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh
3. Dalam penyusunannya diusahakan untuk memahami kekuatan yang mempengaruhi
perkembangan perusahaan
4. Jadwal waktu/timing yang ditentukan adalah yang sesuai dan mempertimbangkan
fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, dan
5. Penyusunan rencana dilakukan secara realitas dan relevan dengan lingkungan yang
dihadapi
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI PEMASRAN
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi pemasaran pada suatu
perusahaan adalah:
1. Lingkungan mikro perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang
langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk
melayani pasar, yaitu:
a. Perusahaan
b. Pemasok (supplier)
c. Para perantara pemasaran.
Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu
perusahaan dalam promosi, penjual dan distribusi barang/jasa kepada para
konsumen akhir.
d. Para pelanggan
e. Para pesaing
f. Masyarakat umum
2. Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat
kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan
mikro dalam perusahaan, yaitu:
a. Lingkungan demografis/kependudukan
b. Lingkungan ekonomi
c. Lingkungan fisik
d. Lingkungan teknologi
e. Lingkungan sosial/budaya
III. STRATEGI BERSAING
A. STRATEGI UNTUK SETIAP POSISI BISNIS
Pada saat sekarang ini maupun saat ke depan, strategi pemasaran yang diterapkan
oleh suatu perusahaan harus disesuaikan tidak hanya pada sasaran konsumen semata,
tetapi juga pada para pesaing yang mengincar pasar sasaran konsumen yang sama.
Perusahaan sebelum menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu
melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity And Treath) yaitu melihat
dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimilikinya sendiri
dan juga yang dimiliki oleh para pesaingnya.
Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan
dalam pasar.
Sehubungan dengan besarnya usaha, maka dapat dibedakan menjadi empat
kelompk usaha, yaitu:
1. Market Leader menguasai 40 % pasar
2. Market Challenger mnguasai 30 % pasar
3. Market Follower menguasai 20 % pasar
4. Market Nicher menguasai 10 % pasar
1. Market Leader
Perusahaan seperti ini memegang bagian besar dalam pasar, biasanya
perusahaan-perusahaan lain mengikuti tindakan-tindakan perusahaan dalam hal
perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan saluran distribusi, dan
intensitas promosi. Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi para pesaing.
2. Market challenger
Perusahaan yang mempunyai urutan kedua atau lebih rendah lagi di dalam
pasar biasa disebut “ruuner up” atau “penyusul”. Mereka dapat menyerang Market
Leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha yang gencar merebut pasar,
perusahaan inilah yang disebut Market Challenger.
Beberap strategi penyerangan yang bisa digunakan oleh Market Challenger:
a. Menetapkan sasaran strategi lawan
Langkah awal yang harus dilakukan oleh penantang pasar adalah
menetapkan sasaran strategis dan memilih lawan yang dihadapi, untuk itu
perusahaan harus melakukan analisis persaingan yang sistematis.
b. Memilih strategi penyerangan
Secara umum ada lima strategi penyerangan yang dapat dipilih dan
dilakukan Market Challenger:
1) Serangan frontal
2) Serangan melambung
3) Serangan mengepung
4) Serangan gerilya
Selain ke lima strategi penyerangan secara umum tersebut, terdapat strategi
yang lebih spesifik lagi bagi Market Challenger yaitu:
1) Strategi pemotonga harga
2) Strategi produk yang lebih murah
3) Strategi produk yang prestise
4) Strategi pengembang biakan produk
5) Strategi inovasi produk
6) Strategi penyempurnaan jasa pelayanan
7) Strategi iovasi distribusi
8) Strategi penekanan biaya
9) Strategi promosi yang intensif
3. Market follower
Perusahaan seperti ini lebih suka menawarkan hal-hal yang serupa, biasanya
dengan meniru produk perusahaan yang memimpin. Setiap Market Follower selalu
menonjolkan sifat khasnya kepada target pasar, misalnya lokasi, jasa pelayanan, atau
keuangannya. Strategi umum yang biasa dilakukan oleh Market Follower yaitu:
1) Mengikuti dari dekat
2) Mengikuti dari jauh
3) Mengikuti secara selektif
4. Market nicher
Perusahaan seperti ini, menyandang bergbagai nama seperti; penggarap relung pasar,
spesialisasi pasar, perusahaan ambang pintu, atu perusahaan tumpuan. Market nicher
menempati sebagian kecil dari seluruh pasar yang ada.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan uraikan di atas dapatlah disimpulkan bahwa sudah layaklah perusahaan
memiliki strategi pemasaran sendiri sebelum mereka menjalankan ataupn memasarkan
produk/jasa.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya harus mempertimbangkan situasi dan
keadaan perusahaan baik intern maupun ekstern itu sendiri ataupun lingkungan makro
perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro
perusahaan.
Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatakan
penjualannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan
strategi pemasarannya serta strategi bersaing yang tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena
perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan strategi tertentu yang jelas tidak bisa
dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal
yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strategi sendiri mampu menghasilkan
tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.
Dengan memperhatikan dan mepetimbangkan semua hal siatas, maka dapat
dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasarannya serta
strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingannya.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha D.H. MBA, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta, 1990
Gitosudanno, Indriyo, Manajemen Pemasaran, BPFE Yogyakarta, 1994
Jauch, Lawrance R, Manajemen Strategis Dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga,
Jakarta, 1993
Mc. Donald, Malcom H.B, Rencana Pemasaran, Arcan, Jakarta, 1995
Phllip Kotler, Marketing Management, Prestice Hall, New Jersey, 2000
Naisbitt, John, GlobalParadox, Avon Books, New York, 1995
Stanton, William, J, Prinsip Pemasaran, Erlangga, 1986
Sutojo Siswanto, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran, LPPM, 1981
Sofjian, Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi Rajawali, Jakarta,
1992
O. Winardi, Manajemen Pemasaran, Sinar Baru, Bandung, 1981

Kamis, 06 Mei 2010

LUKA BAKAR

                                                                L U K A   B A K A R
Luka bakar harus dianggap sebagai cedera jaringan lunak yang kompleks, mulai dari yang sederhana yang hanya meliputi permukaan kulit yang paling atas saja, sampai mengenai lapisan lainnya termasuk saraf, pembuluh darah, otot dan tulang. Luka bakar juga dapat merusak mata sehingga orang tersebut mengalami kebutaan total. Sistem pernafasan dapat rusak sehingga terjadi sumbatan jalan nafas yang dapat berkembang menjadi gagal nafas dan kematian. Selain kerusakan fisik yang terjadi akibat luka bakar, dampak lainnya adalah emosi dan psikologis bagi penderita yang mungkin dialami seumur hidup.
Definisi.
Luka bakar adalah semua cedera yang terjadi akibat paparan terhadap suhu yang tinggi.
Penyebab :
Luka bakar dapat dikelompokkan berdasarkan banyak cara. Pengelompokan yang paling sering adalah berdasarkan sumber panasnya.
·        Termal (susu >600 C)
Contohnya : api, uap panas, benda panas.
·        Kimia (asam / basa kuat)
Contohnya : asam kuat, basa kuat, soda api.
·        Listrik.
Contohnya : listrik rumah-tangga, kilta.
·        Radiasi.
Contohnya : sinar matahari (sinar ultraviolet) dan bahan radio aktif.
Penyebab luka bakar harus diselidiki dengan baik, jangan membuat asumsi. Walau luka bakar merupakan cedera yang jelas terlihat, namun sebagai penolong pemeriksaan lengkap harus selalu dilakukan untuk mencari cedera serius lainnya.
Penggolongan.
Berdasarkan lapisan kulit yang mengalami cedera luka bakar dibagi menjadi :
1.      Luka bakar derajat satu (permukaan).
Hanya meliputi lapisan kulit yang paling atas saja (kulit ari atau epidermis). Ditandai dengan kemerahan, nyeri dan kadang-kadang bengkak pada daerah yang terkena. Contohnya yang paling umum adalah luka bakar akibat sinar matahari.

2.      Luka bakar derajat dua (sedikit lebih dalam).
Meliputi lapisan paling luar kulit yang rusak dan lapisan di bawahnya terganggu.
Luka bakar jenis ini paling sakit, ditandai dengan gelembung pada kulit terisi
Cairan, bengkak, kulit kemerahan atau putih, lembab dan rusak. Ini merupakan
luka bakar yang paling sering terjadi di rumah tangga seperti kena percikan
minyak panas.


3.      Luka bakar derajat tiga.
Lapisan yang terkena tidak terbatas, bahkan dapat sampai ke tulang dan organ dalam. Luka bakar ini paling berat dan ditandai dengan kulit tampak kering, pucat atau putih, atau gosong dan hitam dapat diikuti dengan mati rasa karena kerusakan saraf, jadi yang nyeri hanya daerah di sekitarnya.. berbeda dengan derajat satu dan dua, luka bakar derajat tiga tidak menimbulkan nyeri.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa luka bakar derajat yang lebih berat selalu dikelilingi oleh daerah yang lebih ringan derajat luka bakarnya. Misalnya daerah luka bakar derajat tiga dikelilingi oleh daerah dengan luka bakar derajat dua dan satu.

Luas permukaan tubuh.
Dalam penanganan luka bakar dan penentuan derajat berat luka bakar luas.
Permukaan tubuh yang mengalami luka bakar sangat berperan. Pedoman untuk
memperkirakan luas daerah yang terbakar dilakukan dengan Hukum Sembilan
yaitu membagi daerah tubuh dengan prosentase 9 per daerah tubuh (Lihat
Gambar Hukum 9).

Cara lain menghitung luas luka bakar.
Cara lain untuk menghitung luas luka bakar adalah dengan menggunakan luas
telapak tangan penderita sebagai referensi. Satu kali luas telapak tangan sama dengan 1%.

Derajat berat luka bakar.
Derajat berat luka bakar ditentukan oleh dua faktor utama yaitu luasnya permukaan tubuh yang mengalami luka bakar dan lokasinya.

1.      Luka bakar ringan :
o       Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran nafas.
o       Luka bakar derajat tiga kurang dari 2% luas permukaan tubuh.
o       Luka bakar derajat dua kurang dari 15% luas permukaan tubuh (dewasa) & kurang dari 10% luas permukaan tubuh (bayi/anak).
o       Luka bakar derajat satu kurang dari 50% luas permukaan tubuh.

2.      Luka bakar sedang :
o     Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran nafas.
o     Luka bakar derajat dua antara 2%-10% luas permukaan tubuh.
o     Luka bakar derajat dua antara 15% sampai 30% luas permukaan tubuh (dewasa) & 10%-20% luas permukaan tubuh (bayi/anak).
o     Luka bakar derajat satu lebih dari 50% luas permukaan tubuh.

3.      Luka bakar berat :
o       Luka bakar 3 pada wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran nafas.
o       Luka bakar derajat dua lebih dari 30% luas permukaan tubuh.
o       Luka bakar yang disertai nyeri, bengkak dan perubahan bentuk alat gerak.
o       Luka bakar meliputi satu bagian tubuh seperti lengan, tungkai atau dada.
o       Semua luka derajat tiga atau dua lebih bersar dari 2% (bayi/anak).
Pada orang dewasa, luka bakar derajat dua seluas 20% dapat mengakibatkan syok. Pada anak-anak syok dapat terjadi akibat luka bakar derajat dua seluas 10%.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam perhitungan derajat berat luka bakar.
1.      Penyebab luka bakar :
o       Listrik : luka bakar tanpak kecil tetapi kerusakan di dalam jaringan tubuh cukup luas.
o       Kimia : masing-masing bahan memiliki cirri-ciri tersendiri.

2.      Daerah yang terkena :
o       Wajah.
o       Tangan dan kaki.
o       Kemaluan, bokong dan paha bagian dalam.
o       S e n d i.
Karena dapat menjadi penyulit dalam proses penyembuhannya dikemudian hari.
3.      Faktor penyulit :
o       Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun, dianggap lebih berat dari pada perhitungannya.
o       Adanya penyakit penyerta.
Penanganan luka bakar.
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.
1.      Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih.
2.      Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat gunting sekitarnya, jangan memaksa untuk melepas bagian yang melekat tersebut.
3.      Lakukan penilaian dini. Atasi semua masalah yang mengancam jiwa. Bila ada berikan oksigen sesuai protocol.
4.      Tentukan derajat berat luka bakar selama pemeriksaan fisik. Hitung derajat, luas permukaan tubuh terkena lokasi luka bakar dan faktor komplikasi. Jangan lupa cari kemungkinan cedera lain.
5.      Tutup luka bakar. Gunakan penutup luka steril atau lembaran penutup luka bakar steril sekali pakai, jangan memecahkan gelembung. Jangan gu -jari maka masing-masing jari dibalut terpisah.
6.      Jagalahnakan lemak, salep, cairan antiseptic atau es pada luka bakar. Jika luka bakar mengenai mata, pastikan kedua mata ditutup. Bila yang terbakar jari suhu tubuh penderita dan rawat cedera lain yang perlu.
7.      Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Penanganan beberapa luka bakar khusus.
Luka bakar kimia.
Menentukan derajat berat luka bakar kimia agak sulit. Secara umum penolong sebaiknya menganggap semua luka bakar kimia adalah berat.
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.
o       Segera siram / aliri lalu bakar dengan air sebanyak-banyaknya, sekurang-kurangnya 20 menit. Jangan membuang waktu mencari bahan penangkalnya.
o       Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi makin kuat dengan air misalnya bubuk soda-api.
o       Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir dan lepaskan lensa kontak bila menit bahkan selama perjalanan bila dianggap perlu.
o       Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air sedemikian rupa hingga tidak mengenai daerah sehat.
Bila penderita terkontaminasi, upayakan membersihkan penderita dari jauh, jangan sampai penolong juga terkena bahan kimia.
1.      Bahan kimia padat / bubuk, sapu dengan sikat halus kemudian siram dengan air sebanyak-banyaknya.
2.      Siram atau aliri dengan air sekurang-kurangnya selama 20 menit.
3.      Amankan bekas pakaian penderita yang terkontaminasi.
4.      Pasang penutup luka steril pada bagian luka.
5.      Atasi syok bila ada.
6.      Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Luka bakar listrik.
Pada luka bakar listrik, bahaya yang dihadapi adalah kemungkinan terjadinya henti nafas dan jantung, kerusakan jaringan saraf dan organ dalam. Luka bakar listrik mungkin kecil dari luar tetapi kerusakan di dalam tubuh dapat luas mengingat sifat konduksi listrik dapat berat, misalnya kerusakan jaringan tulang.
Gejala dan tanda syok listrik :
o       Perubahan status mental dan penurunan respon.
o       Tampak luka bakar berat.
o       Pernafasan dangkal, tidak teratur atau tidak ada.
o       Denyut nadi lemah, tidak teratur atau tidak ada.
o       Patah tulang majemuk karena kontraksi otot.
Penanganan luka bakar listrik :
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong.
1.      Lakukan penilaian diri.
2.      Periksa dan cari luka bakar didaerah listrik masuk dan tempat listrik keluar.
3.      Tutup luka dengan penutup luka steril kering.
4.      Atasi syok bila ada.
5.      Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Luka bakar inhalasi.
Luka bakar yang terjadi karena menghirup udara panas, asap atau bahan racun yang masuk ke saluran nafas. Gejala dan tanda awal mungkin ringan dan semakin lama menjadi berat.
Gejala dan tanda yang mungkin ditemukan :
1.      Bulu hidung hangus terbakar.
2.      Luka bakar pada wajah.
3.      Butir arang karbon dalam cairan ludah.
4.      Bau asap atau jelaga pada pernafasan.
5.      Kesukaran bernafas.
6.      Pernafasan berbunyi.
7.      Serak, batuk, sukar bicara.
8.      Gerakan dada terbatas.
9.      Kulit kebiruan (sianosis).
Penanganan luka bakar inhalasi :
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong ;
1.      Pindahkan penderita ke tempat aman.
2.      Berikan oksigen, bila perlu oksigen yang dilembabkan.
3.      Penilaian dini terutama jalan nafas dan pernafasan.
4.      Bila perlu lakukan pernafasan buatan.
5.      Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Catatan :
Hati-hatilah dengan pemberian oksigen didaerah kebakaran. 
Pastikan penderita sudah diamankan secukupnya untuk 
mencegah terjadinya reaksi antara oksigen dengan api.






Minggu, 03 Januari 2010

Cerita Sebelum Tidur

PUAMA SEBELUM TIDUR

Den sang allo na lambi’ kapariuan tu umanna ambe’na Dalana’. Ma’kadami Dalana’ lako ambe’na, “O ambe’, la dipariumo tu umanta sambali’. Masiangpa ku male untambai to muane pariu sambali’ umanta.” Na kuami ambe’na mebali, “Iamo ke, pebudai tu to muane la pariu.” Nakuami Dalana’, “ Ko tunuammi bai sia pebudai tu bo’bo’ minasu masiang”.

Masiangna to, malemi te Dalana’ unggaraga tau-tau (payo-payo), na pebudai tonganni na osokki sambali’ umanna. Nasuami ambe’na Dalana’ tu tau mantunu bai sia na pebudai tu bo’bo’ na nasu. Ia tonna manasumo tu pa’piong sia bo’bo’, malemi tu to baine parundun sola Dalana’. Ia tonna lambi’mi tu salu, dolomi te Dalana’ lamban lian biring salu. Apa ia tonna lanmo tangnga salu, mengguntu’mi ade’ tu Dalana’ sae lako angge barangkangna tu uai salu. Ma’kadami lako to parundun nakua, “Mandalan te salu. Tiroi mai, angge barangkangku tonganmo tu uai salu. Aku bang mora male parundun.” Mataku’mi ade’ te to baine la parundun na ben bangmi mintu’ kande lako Dalana’, na Dalana’ tu male parundun.

Ia ade’ tonna rampomo langngan lantang tu Dalana’, na rampunmi tu tau-tau na osokki ma’talimbung dio biring lantang sia male duka untambai solana ungkandei tu bo’bo’ sia duku’ bai. Ia tonna tiromi to parundun kumua budamo tau sambali’ lantang kumande, sulemi ade’ te to parundun. Tonna rampo langngan banuanna ambe’na Dalana’, nakutanaimi ade’ ambe’na Dalana’ tu to parundun nakua, “O..mi sule kale’ ora parundun?”. Mebalimi ade’ te to parundun nakua, “Saba’ tu uai salu diong na tang ki sara la lamban. Dalana’ manna tu bisa lamban lian, dadi Dalana’ tu male parundun. Sambali’ sia tu to pariu untalimbungngi lantang kumande.”

Tallung allo ade’ nanai Dalana’ umpakena ambe’na…………

Ia tonna ma’ tallung allonamo to, malemi ade’ ambe’na sia indo’na Dalana’ untiro umanna. Apako tae’ bangpa tu uma mangka dipariu. Ma’kadami ade’ Dalana’, “Ko kariuanmo tu uma, la disalaga pole’ omo. Alangki’ tedong masiang na disalaga te umanta.”

Masiangna to, malemi te Dalana’ unnala tedongna ambe’na na baai lian umanna. Rampo sambali’ umanna to, na alami tu bulu-bulu induk na palangnganni boko’ tedongna. Nadurrui’ api tu bulu induk na lussu’ ade’ tu tedong. Sulemi sambali’ banuanna tu Dalana’ na ma’kada tu Dalana’ lako ambe’na nakua, “Tae’ na mangka tu uma di pariu belanna lussu’ tu tedong. Masiangpa ku male pole’ untambai tau.”

Masaingna to malemi te Dalana’ untambai siulu’na sia sangmanena untundui pariu. Belanna manarang te Dalana’ unnala penaanna sia attana to mangngura, budami ade’ tu tau la male untundui pariu masiang. Ma’kadami lako ambe’na te Dalana’ nakua, “La pariuki’ masiang, pebudai tu bo’bo’ sia tunuangki’ tu bai belanna buda liu tu tau la pariu masiang.” Masiangna to, rampo nasangmi ade’ te sangmanena Dalana’ pariu sambali’ umanna. Malemi tu tau parundun na undi te ambe’na sia indo’na Dalana’ untiroi tu umanna. Lendu’ masannang tongan penaanna untiroi tu tau buda pariu dio to’ umanna belanna manarang te Dalana’ unnala penaanna sangmanena. Sae lako mangka te umanna ambe’na Dalana’.

Sia manarangnamo te Dalana’ unnala penaanna tau, la to muane, la to baine….

Nalambi’ la ditanannimo pare te umanna Dalana’, malemi ade’ Dalana’ untambai to baine la mantanan pare. Belanna manarang unnala penaanna tau te Dalana’, buda liu tu to baine untundui male mantanan pare.
Dimangkai ade’ tu umanna ambe’na Dalana’ ditananni.

……Na lambi’mo attunna tau mepare……..

Pantan meparemi ade’ tu tau umpeparei umanna. Na dikutui’ sia ditambak. Mangka to di alloi sae lako marangke. Marangke to, dipekissinmi tama alang tu pare marangke.

Ia duka te alangna Dalana’ lan tangnga-tangnga alangna tau. Ma’tangnga’mi ade’ Dalana’ umba nakuanni na bisa ponno pare tu alangna. Ma’kadami ade’ te Dalana’ lako mintu’ tau sia ambe’na tu unnampui alang untalimbungngi alangna Dalana’ nakua, “La kuballa api te alangku belanna tae’ sia pare dao.” Nakuami tau mebali, “Da’ dikka’ muballai api tu alangmu belanna napurai duka api dako’ tu alangki. Ki peponnoi mira resa’ langngan tu alangmu.” Pantan rampomi ade’ tu tau umpekissin pare sae lako ponno tu alangna Dalana’. Ko patalo tangnga’ omo tu Dalana’ to.